Selasa, 14 April 2015

Hmmm...."datar" ujarnya.....
"butuh pemanis"...tambahnya semakin bergusar.
Ya.OKe..pada dasarnya aku memang tak bermaksud menuduhnya menyudutkanku. Tak bermaksud pula mengacuhkan segala "kode" dan tanda-tanda non verbal. Ah..pria kan tak pandai berbahasa Semniotik. Sebuah disiplin ilmu Bahasa yang menggunakan kode non verbal yang tidak dilontarkan dengan terus terang. Sungguh suatu hal yang tak mudah ditebak.Iibaratnya, salah tebak. Ciloko iki...masih mending ngomel-ngomel. Kadang dienengke....: D

Namun itu juga bukan suatu alasan juga untuk menghindarinya. Bukan alasan pula menyalahkan jarak. Ya.....iya. kami menjalani cinta jarak jauh. kata anak-anak muda jaman sekarang dinamakan LDR. Kami Jamaah LDRiyah....

"Jamaaaah....oohh...Jamaaah........alhamduu..lilllah.."

Ya.Alhamdulillah. bersyukur memang. kita bersyukur telah melewati waktu yang cukup lama. Lama disiksa rindu. Disaat pasangan lain gemar memadu kasih, kita gemar memadu Doa. Disaat pasangan yang lain tengah menghabiskan waktu bersama, kita menghabiskan pulsa. Menjalani sebuah hubungan yang beresiko. kenapa beresiko? ya. pasangan kita tak mudah untuk diawasi. "jangan..jangaaan"....Ah. Dia tidak seperti itu. aku yakin itu. Sangat yakin.
kami berjarak sekitar 560 km. jarak yang cukup jauh untuk seorang pejalan kaki. butuh waktu 6 hari 1 malam untuk menyudahinya. ya...setidaknya kita  masih satu pulau. masih terhubung dengan jalan darat yang kaya akan sarana transportasi. kita beda propinsi. beda bahasa lokal. Namun tak dipisahkan laut dan samudra. ah tak mungkin pula jika menyebrangi pulau...

nyebrang pulo..
Aku mengunjunginya 2 kali sebulan. itu rencanaku beserta segala harapanku. kenyataannya sebulan pun terkadang absen. Bahkan terkadang menunggu hampir 3bulan untuk berjumpa. itu masih mending. malah sempat tak bertemu 5 bulan. sebulan lagi, itu sama kayak emak-emak mau ngambil raport. enam bulan sekali. bayangkan! satu semester. Miris memang...tapi kami jalani. Jarak jakarta berkisar 6-7 jam. Itu estimasi jika keadaan jalanan lancar. menggunakan bus, aku pernah hampir 13 jam. ya setengah harian di dalam bus. tanpa selonjor. menahan segala sistem ekresi beserta segala ampasnya. akhirnya kuputuskan untuk selalu menggunakan kereta api. bersyukur kereta api menawarkan kenyamanan. tidak seperti jaman awal kuliahku yang selalu berdesakan. yang selalu Rajin beli koran.ya beli koran, hanya untuk formalitas. padahal niatan sucinya ya sekedar "ngelemprak". semacam nggembel tapi intelek. iyalah, wong statusnya masih mahasiswa kok.

Gembel intelek.

gembel in TELEK


jadi ya memang begitulah keadaan perKEREtaapian nasional kita..


semenjak awal kuliah, memang dari awal aku selalu konsisten dengan salah satu angkutan umum ini. ya walaupun nggembelnya ga ketulungan. ya iyalah. kita juga harus mempersiapkan waktu dan tenaga. kita mengunakan tiket. artinya jangan sampai jam dan tanggal keberangkatan kita saja tak tahu. misalkan saja keberangkatan jam 16.30. ya kita harus mengalah untuk datang duluan setidaknya 1-2 jam sebelum keberangkatan. yang artinya, menambah kegembelan kita di stasiun..

gembel stasiun. sing didelok gelelengen, sing ndelok geleng-geleng.



belum lagi bila ditambah waktu tak tentu ketika ternyata diluar dugaan kereta terlambat unuk waktu yang belum bisa ditentukan......jreng bin jleb!


ngenteni sepur karo ngenteni nyawa suwe sepure...

dan.....dapat ditebak. keadaan di dalam bakal seperti apa.kita seperti kambing yang dipaksa muat untuk sebuah kandang yang menurut gembalanya elastis. belum lagi backsound khas pedagang asongan dan kaki lima yang menyerbu hangatnya gerbong, menambah citarasa tersendiri. lumayan jeda untuksedikit menggelitik.

"mijone bu...pak....mijone...."

"tahu asin,.....tahu asin...tahune pak..bu..."

"cang godogan...cang godogan...."

"kuaci..kuaci...tahu aci...lontong gorengane bu..."..

dalemannya kereta. abad ke 12 Sebelum masehi




keadaan mental dan gangguan jiwa ringan.
 sedikit menggangu apabila pedagang asongan datang tak tepat waktu. misalkan di sela kantuknya kita. tertidur di dinding gerbong jadi pilihan yang paling rasional. Namun akhirnya pemerintah juga sadar. BUMN milik negara ini segera dilelang untuk dikelola swasta. perbaikan di segala bidang mulai menunjukkan hasilnya. tiket bebas calo. tempat duduk pasti dapat. penggunaan KTP. pemesana tiket online, dan beberapa kemudahan lainnya. termasuk pengadaan pramugari untuk kereta jarak jauh.hehe..lumayan. masa nyawang asongan terus...

kereta sekarang. udah rapi. tinggal bayarnya yang mahalan.
 owh iya. aku terakhir kali ketemu dia bulan februari. kita piknik di jogja. lebih tepatnya nggembel di jogja. kita naek kereta juga. tapi ya seadanya. alhasil aku dapat yang selama ini aku mau...taman sari beserta bentengnya. next cerita tapi ya...bye






Tidak ada komentar:

Posting Komentar