Perpindahan Zat melalui Membran sel
Salah satu materi kelas 11 awal semester yang cukup menyita perhatian adalah materi perpindahan zat yakni transport aktif dan pasif. meskipun sudah membaca dan menghafalkan pengertiannya, tetap saja measih keliru dalam penyelesain soalnya. sebelum menyelesaikan soal-soal tentang transport zat. kita harus menguasai dulu pengertin dan konsepnya.
Pengertian Membran Sel
Fungsi 
membran sel yaitu sebagai pengatur keluar masuknya zat. Pengaturan inii
memungkinkan sel untuk memperoleh pH yang sesuai, dan konsentrasi 
zat-zat menjadi terkendali. 
Sel juga dapat memperoleh masukan zat-zat 
dan ion-ion yang diperlukan serta membuang zat-zat yang tidak 
diperlukan. Semua pengontrolan itu bergantung pada transpor lewat 
membran.
Transpor zat dibagi menjadi 2 jenis. Yakni Transpor aktif dan transpor pasif. 
Intinya adalah bahwa ;Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah. Jadi, pejalan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif adalah difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi.
Osmosis-----------> yang berpindah adalah PELARUTNYA.
(dalam hal ini adalah Air dan Alkohol)
Difusi--------------> yang berpindah adalah ZAT TERLARUTNYA
Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi dari sel itu. Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi. Contoh transpor aktif adalah pompa Natrium (Na+)-Kalium (K+), endositosis, dan eksositosis.
1. Difusi
Difusi 
adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi ke 
konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat
 dapat berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama dalam satu 
ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan
 (difusi gas di dalam medium udara). Molekul dari sesendok gula akan 
menyebar ke seluruh volume air di gelas meskipun tanpa diaduk (difusi 
zat padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut merata.
| Difusi | 
2. Osmosis
Osmosis 
adalah perpindahan ion atau molekul air (dari kerapatan tinggi ke 
kerapatan rendah dengan melewati satu membran. Osmosis dapat 
didefinisikan sebagai difusi lewat membran.
| Osmosis | 
a. Zat yang dapat melewati membran sel
membran 
sel dapat dilewati zat-zat tertentu yang larut dalam lemak, zat-zat yang
 tidak bermuatan (netral), molekul-molekul asam amino, asam lemak, 
gliserol, gula sederhana, dan air. Zat-zat yang merupakan elektrolit 
lemah lebih cepat melewati membran daripada elektrolit kuat. Contoh 
zat-zat yang dapat melewati membran dari yang paling cepat hingga yang 
paling lambat antara lain: Na+, K+, Cl‑, Ca2+, Mg2+, SO42-, Fe3+. Membran sel bersifat permeabel terhadap zat-zat yang mudah melewati membran.
b. Zat yang tidak dapat melewati membran
membran 
sel tidak dapat melewati zat-zat gula (seperti pati, polisakarida), 
protein, dan zat-zat yang mudah larut dalam pelarut organik. Membran 
bersifat impermeabel terhadap zat-zat tersebut. Oleh karena 
membran permeabel terhadap zat tertentu dan impermeabel terhadap 
terhadap zat yang lain maka dikatakan bersifat semipermeabel atau selektif permeabel.
Proses 
osmosis berlangsung dari larutan yang memiliki potensial air tertinggi 
menuju larutan dengan potensial air rendah. Potensial air adalah 
kemampuan air untuk berdifusi, yang nilainya dalam satuan tekanan. 
Sesuai kesepakatan, potensial air (PA) air murni adalah 0 atmosfer. 
Besarnya PA larutan bergantung pada potensial osmotik (PO) dan potensial tekanan (PT). Persamaannya :
PA = PO + PT
PA = potensial air
PO = potensial osmotik
PT = potensial tekanan
Potensial 
tekanan satu larutan adalah tambahan tekanan yang dapat meningkatkan 
nilai potensial airnya. Pada tumbuhan, potensial tekanan diperoleh dalam
 bentuk tekanan turgor. Tekanan turgor adalah tekanan balik dari dinding
 sel terhadap tekanan air isi sel. Tekanan turgor menyebabkan tumbuhan 
menjadi tegak dan segar. Sebaliknya jika tekanan turgor berkurang, maka 
tumbuhan menjadi lemas dan layu.
Potensial 
osmotik lebih menunjukkan satu status larutan, yaitu menunjukkan 
perbandingan antara pelarut dengan zat terlarut yang dinyatakan dalam 
satuan energi. Potensial osmotik menunjukkan kecenderungan molekul air 
pada satu larutan untuk melakukan osmosis berdasarkan konsentrasi 
molekulnya.
Plasmolisis, Krenasi, dan Lisis
Adakalanya,
 proses osmosis dapat membahayakan sel. Sel yang mempunyai sitoplasma 
pekat (berarti kerapatan airnya rendah), jika berada dalam kondisi hipotonis akan
 kemasukan air hingga tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan yang 
demikian dapat memecah sel tersebut. Dikatakan bahwa sel tersebut 
mengalami lisis, yaitu hancurnya sel karena rusak atau robeknya membran plasma.
Sebaliknya, jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonis dibandingkan sel tersebut, maka air di dalam sel akan mengalami osmosis keluar sel. Sel akan mengalami krenasi yang menyebabkan sel berkeriput karena kekurangan air.
Kondisi yang ideal bagi sel tentu saja jika konsentrasi larutan sitoplasma seimbang dengan lingkungan sekitarnya (isotonis).
Pada sel 
tumbuhan, keluarnya air dari sitoplasma ke luar sel menyebabkan volume 
sitoplasma mengecil. Akibatnya membran plasma akan terlepas dari dinding
 sel. Peristiwa lepasnya membran plasma dari dinding sel disebut plasmolisis. Plasmolisis yang parah dapat menyebabkan kematian sel.
3. Difusi Terfasilitasi
Difusi 
dapat diperlancar oleh adanya protein pada membran sel . misalnya pada 
waktu proses pengangkutan glukosa dari lumen usus ke dalam pembuluh 
darah usus halus. Glukosa tidak dapat berdifusi secara spontan tanpa 
adanya protein pembawa. Prosesnya adalah sebagai berikut. Mula-mula 
molekul glukosa diikat oleh protein yang ada di membran sel. 
Selanjutnya, protein pembawa ini mengalami perubahan informasi dan 
mendorong glukosa ke dalam sel. Setelah itu protein pembawa kembali pada
 informasi semula.
Protein pembawa juga dapat membuat celah yang dapat dilalui oleh ion-ion  seperti Cl- dan Ca2+.
| Difusi Terfasilitasi | 
4. Pompa Natrium-Kalium
Pompa 
Natrium-Kalium tergolong transpor aktif, artinya sel mengeluarkan energi
 untuk mengangkut kedua macam ion tersebut. Pada transpor aktif, zat 
dapat berpindah dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Jadi 
perjalanan zat dapat melawan gradien konsentrasi atau gradien kadar.
Ion K+ penting untuk mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf dan memacu transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ dapat melewati membran. Karena kebutuhan akan ion K+ sangat tinggi, maka diperlukan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel dan pengeluaran ion Na+ ke luar sel. Konsentrasi ion K+ di luar sel rendah, dan di dalam sel tinggi. Sebaliknya konsentrasi ion Na+ di dalam sel rendah dan di luar sel tinggi. Jika terjadi proses osmosis, maka akan terjadi osmosis ion K+ dari dalam sel ke luar dan osmosis ion Na+
 dari luar ke dalam sel. Akan tetapi yang terjadi bukanlah osmosis, 
karena pergerakan ion-ion itu melawan gradien kadar, yaitu terjadi 
pemasukan ion K+ dan pengeluaran ion Na+. Untuk 
melawan gradien kadar itu diperlukan energi ATP dengan pertolongan 
protein yang terdapat pada membran. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari dalam sel diimbangi dengan pemasukan 2 ion K+ dari luar sel. Karena itu disebut pompa natrium-kalium.
| Pompa Natrium-Kalium | 
Zat-zat yang dapat diangkut secara transpor aktif misalnya gula, protein, enzim dan hormon.
5. Endositosis dan Eksositosis
Endositosis
 artinya pemasukan zat ke dalam sel, sedangkan eksostosis artinya 
pengeluaran zat dari dalam sel. Proses ini tergolong transpor aktif dan 
melawan dapat gradien kadar (dari konsentrasi rendah ke tinggi). Contoh 
endositosis adalah fagositosis dan pinositosis.
Fagositosis
 (phagein = memakan; chytos = sel) adalah proses di mana membran plasma 
satu sel membungkus partikel dari lingkungan luar dan menangkapnya dalam
 satu vakuola makanan. Vakuola kemudian menyatu dengan lisosom membentuk
 heterofagosom dan lisosom mencerna atau menghancurkan partikel 
tersebut. Contohnya sel darah putih dan sel ameba yang memakan bakteri. 
Sel-sel tersebut membungkus bakteri dan menangkapnya dalam satu vakuola 
makanan. Selanjutnya bakteri akan dicerna oleh lisosom.
Pinositosis
 (pinein = meminum) adalah peristiwa sel memakan sel memakan zat cair 
dan membentuk sebuah gelembung. Cairan yang dimakan itu dimasukkan dalam
 vakuola makanan.
| Endositosis dan Eksositosis | 
Contoh 
eksostosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel-sel kelenjar ada
 peristiwa sekresi, misalnya sel-sel penghasil enzim pencernaan 
mensekresikan enzim itu ke dalam usus. Caranya adalah enzim-enzim itu 
dimasukkan ke dalam vakuola atau kantong-kantong kecil. Vakuola itu 
menuju tepi sel, membrannya membuka dan mengeluarkan enzim-enzim 
tersebut dari sel. Proses pengeluaran enzim ini memerlukan energi sel. 
Tanpa energi, sel tidak akan mampu mengeluarkannya.
Referensi:
- Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi 2A untuk SMA/MA kelas XI Semester 1. Jakarta : Erlangga
Categories: 
          
Biologi

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar